Petani karet kini menikmati hasil yang cukup membantu perekonomian keluarga, bahkan hasil yang di dapat saat ini lebih dari cukup untuk ukuran kepemilikan satu kapling ( kurang lebih 2 Ha ). bisa dibayangkan sebuah perkebunan karet yang memiliki ribuan ha, sudah pasti meraup keunhtungan yang kian melambung.
latex
mushroom
rubber tapping
latex cup
waste water treatment
oil palm
weeds
rubber tree

Jumat, 12 Agustus 2011

Bagi Yang Baru Masuk ke Bisnis Perkebunan Karet.

Seiring dengan tingginya harga karet belakangan ini yang cukup menggiurkan (harga tertinggi setelah perang dunia ke 2), mendorong banyak investor atau pribadi-pribadi yang berniat membangun perkebunan karet, bagi anda yang baru trjun di bisnis perkebunan karet mungkin tulisan ini akan memberikan sedikit gambaran.

Berbeda dengan tanaman lain dimana produksi yang diambil adalah buah / biji, tanaman karet diambil produksinya berupa getah / latex, bisa kita bayangkan latex sepertihalnya dengan darah pada hewan sedangkan biji / buah adalah anak. Perumpamaanya adalah sebagai berikut; apabila kita menjual darah hewan sebagai produksi kita, maka pengambilan darah haruslah sangat berhati2, karena selain darah tersebut kita jual, disini hewan memerlukan darah tersebut untuk kehidupannya, maka pengambilan yang berlebih akan mengakibatkan hewan tersebut tidak sehat dan bahkan mati, akan tetapi lain halnya apabila kita menjual anak hewan tersebut sebagai produksi kita, penjualan anak tidak akan berpengaruh terhadap hewan yang kita pelihara. Bahkan jika anak hewan itu dijual semua. Begitulah pohon karet, apabila kita mengambil getah terlalu banyak, maka pohon karet tidak sehat lagi dan bahkan bisa saja mati. Berbeda dengan pohon kelapa sawit, walaupun semua buah kita mabil/panen, maka pohon tersebut tidak akan mati.

1. Pemilihan lahan,
Pilihlah lahan yang tidak tergenang, bukan pasir dan bebatuan, ketinggian tanah diatas 600 m dpl, untuk di Indonesia sebaiknya dihindari. Watertable yang terlampau tinggi juga tidak baik untuk perkembangan akar tanaman. Perlu dipertimbangkan juga ketersediaan air terutama saat pembuatan bibitan dan keperluan air yang cukup banyak di TPH (tempat pemungutan hasil). Lokasi perkebunan setidaknya memiliki curah hujan per tahun diata 1500 mm.

2. Pemilihan clone.
Clone adalah sebutan jenis tanaman yang diperbanyak secara vegetative (arti mirip varietas pada perbanyakan generative, atau progeny pada kelapa sawit). Pemilihan clone menjadi sangat penting untuk kelangsungan perkebunan kedepannya serta tujuan dari produksi dan hasil samping perkebunan (apabila mempertimbangkan kayu karet sebagai produksi sampingan). Pemilihan klone juga harus mempertimbangkan iklim serta potensi hama dan penyakit, topografi, keadaan angin dan lainsebagainya.

3. Produksi
Hasil akhir dari perkebunan akan menentukan bagaimana mengelola perkebunan tersebut, apakah perkebunan kita memproduksi latex segar atau cup lump dan coagulum, apakah kita akan menjual produk kebun sebagai raw material? atau kita akan membangun pabrik dan apa produk pabrik kita (RSS, cenex/cream latex dll)? Sebaiknya hal-hal diatas perlu dipertimbangkan dari awal.

4. Ketersediaan tenaga kerja
Perkebunan karet memerluka tenaga penyadap (penderes/pemanen) yang lebih banyak jika disbanding dengan perkebunan kelapa sawit, selain itu tenaga penyadap diperlukan ketrampilan karena ketrampilan penyadap memiliki andil yang cukup dominan bagi produksi tanaman karet.

5. Tenaga ahli.
Adanya tenaga ahli budi daya serta pemanenan sangat diperlukan pada perkebunan karet, sejak dari perencanaan, pemilihan clone, penanaman, perawatan tanaman sampai cara pemanenan sangat menentukan keberhasilan perkebunan dalam jangka panjang. Berbeda dengantanaman lain, asalkan pemupukan benar, tidak ada pencurian dan semua buah di panen, pasti produksi maximum bisa dicapai. Akan tetapi berbeda dengan karet, pemupukan yang berlebihan bisa berakibat buruk, dan walaupun pemupukan benar akan tetapi tehnologi pemanenan (penyadapan) tidak benar, hsil akan tidak maximum dalam jangka panjang.

Kabar baiknya pada perkebunan karet adalah tanaman tesebut ramah lingkungan, penghasil O2 yang baik, menjaga kesuburan tanah dengan cara gugur daun dan saat ini kayu karet sudah dimanfaatkan dan merupakan kayu yang sehat (tidk menimbulkan alergi), sangat berbeda dengan perkebunan kelapa sawit yang saat ini mendapat pertentangan dari masyarakat dunia karena dianggap tidak ramah lingkungan.

Penanganan Biji Karet (klatak)

Biji tanaman karet, sampai saat ini masih difungsikan sebatas untuk penyedia bibit tanaman, padahal potensi lain seperti kandungan minyak nabati dan sebagai pakan ternam masih memungkinkan. Untuk keperluan pembibitanpun hanya clone-clone tertentu yang biasa digunakan. Sebagai material pembibitan, biji yang sudah jatuh sebaiknya segera di tanam, namun terkadang untuk keperluan tertentu, terpaksa biji yang jatuh tidak bisa langsung ditanam .... bahkan harus menempuh jarak yang cukup jauh menuju lokasi pembibitan. Nah pada kasus seperti ini, biji tersebut harus diparlakukan lain apabila menginginkan daya tumbauh dan kualitas bibit yang baik. Berikut ini adalah beberapa cara penanganan biji tersebut;

1. Perendaman
Untuk biji yang kesegarannya sudah merosot mendekati nilai kritis (60%), perlu di rendam dalam air.
2. Penyimpanan
Penyimpanan untuk jangka lama menggunakan cold storage suhu 7 – 10 derajat celcius, hasil percobaan menunjukkan penyimpanan 2 bulan tidak menunjukkan kemerosotan yang berarti, hanya saja masa dormansinya menjadi lebih panjang, dari 21 hari menjadi 30 hari.
3. Pengangkutan
Untuk pengiriman biji yang memakan waktu lama via darat, bisa digunakan serbuk gergaji dengan perbandingan 1 : 1, gunakan serbuk yang tidak mengandung minyak aeteris dan yang sudah agak lama tersimpan.
4. Fungisida.
Sebelum disimpan di cold storage biji diperlakukan dengan fungisida 20 cc / liter untuk perendaman biji sebanyak 5000 selama 5 menit.
5. Pengemasan.
Pengiriman via udara atau jarak dekat, gunakan kantong plastic 70 x 50 cm dengan ketebalan 0,13 mm dan setiap kantong berisi 2000 butir, plastic diperforasi 80 lubang. ( satu lubang untuk respirasi 25 butir biji). Setiap 4 kantong plastic dikemas jadi satu karung goni.
6.Uji viabilitas biji karet
a.Uji kesegaran visual
Biji diambil acak kemudian dibelah dan dilihat
-sangat baik :
-cukup baik
-kurang baik
-Rusak
-Sangat rusak
b.Uji dengan tetrazolium
c.Uji dengan media pasir
Biji dikecambahkan dan diamati setiap minggu sampai 30 hari.

Pemupkan Tanaman Karet.

Pada perkebunan karet, pemupukan merpakan salah satu komponen biaya yang cukup besar, oleh karena itu pemberian pupuk dengan dosis yang tepat sesuai kebutuhan tanaman menjadi factor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup tanaman agar senantiasa bisa berproduksi secara maksimal.
Pemberian pupuk yang terlalu sedikit akan berakibat terhadap kesehatan tanaman yang akhirnya produksi yang kita dapatkan tidak maksimal. Sebaliknya pemberian pupuk yanbg terlalu berlebihan akan berakibat kurang baik bagi keuangan perusahaan. Untuk itu pada tanaman yang sudah di sadap (tanaman menghasilkan) pemberian pupuk dilakukan dengan cara mengetahui terlebih dahulu status hara pada tanaman tersebut. Caranya adalah dengan melakukan analisa daun (leaf analysis). Dari besarnya kandungan hara tersebutlah kita tentukan berapa pupuk yang akan kita berikan pada tanaman. Selain dengan cara itu, ada beberapa perusahaan yang tidak melakukan analisa daun, akan tetapi pemberian pupuk didasarkan oleh produksi latex yang dihasilkan tanaman, akan tetapi cara ini kurang akurat, dan tidak bisa mengendalikan keseimbangan unsure hara yang bersifat negative pada produksi latex.

Kebun Entres

Bagi orang non perkebunan, kebun entres mungkin akan sanaga terasa asing di telinga, akan tetapi bagi pekebun, utamanya perkebunan karet pasti mengenal apa itu kebun enters. Kebun enteres adalah kebun berisi tanaman karet yang tujuan dari pennaman adalah untuk menyeriakan batang penghasil mata okulasi, jadi disini tanaman katert tidak diambil latex-nya sebagai produksi, namun hanya diambil batang muda saja, dan dari batang itupun hanya diambil mata tunas untuk keperluan okulasi. Dalam penanaman, kebun enteres memiliki jarak tanam yang lebih rapat, biasanya 90 x 90 cm sampai 120 x 120 cm. untuk menghasilkan mata tunas yang sesuia dengan batang bawah (istilah untuk tanaman yang akan diokulasi) maka kebun entres dilakukan pemangkasan.

Cover crop.

Tanaman karet muda memerlukan cover crop untuk pertumbuhan optimumnya, covercrop adalah tanaman yang difungsikan untuk menutp tanah diantada barisan tanaman yang salah satu fungsinya adalah untuk menekan pertumbuhan gulma. Untuk itu persyaratan covercrop antara lain kemampuannya memfihsasi N dari udara.
Di masa sekarang, orang lebih suka menggunakan covercrop yang bernama mucuna b. kelebihan dari mucuna adalah harganya yang relative murah (bahkan bisa dibiakkan dengan stek) dan kemampuan menutup tanah yang lebih cepat dari jenis lain, keemahannya, karena cepatnya pertumbuhan, maka mucuna harus dijaga agar jangan sampai merambat ke tanaman karet.
Jenis-jenis covercrop yang sering dipakai adalah:
1. Colopogonium caerelium
2. Pueraria javanica
3. Pueraria phaseoloides
4. Centrosema pubescens
5. Mucuna

Pembuatan Bibitan (Nursery) karet

Pembuatan bibitan karet pada masa sekarang umumnya dilakukan melalui 2 cara yaitu:
1. Ground Nursery
Adalah pembibitan dimana biji karet dari persemaian langsung di tanam ke tanah, dan sesudah mencapai umur tertentu tanaman tersebut diokulasi.
Setelah okulasi berhasil, tanaman dicabut dan kemudian ditanam lagi ke dalam polybag, Dari tanaman polybag tersebutlah dihasilkan bibit yang siap untuk ditanam langsung ke lapangan, saat penanaman tentu saja bibit harus sudah memenuhi syarat dan kriteria tertentu.

2. Polybag Nursery.
Berbeda dengan polybag langsung, pada system pembibitan ini, biji yang sudah di semai langsung di tanam ke dalam polybag, sesudah memenuhi kriteria tertentu, tanaman kemudian di okuasi. Dan dari hasil okulasi tersebut, tanaman bisa dilangsung ditanam ke lapangan sesudah memenuhi syarat dan criteria tertentu.

Okulasi (budgrafting) cangkok (marcotting) stum mata tidur (budded stum) menurut penelitian clone avros 2037 dan GT1 memiliki kompatibilitas yang paling tinggi untuk di okulasi (sebagai batang bawah), okulasi dini (2 – 3 bulan) okulasi hijau (4 – 6 bulan) okulasi coklat (8 – 10 bulan)

Kamis, 11 Agustus 2011

InovaTrack GPS Tracking System

InovaTrack merupakan suatu GPS Vehicle Tracking System atau Automatic Vehicle Location (AVL) paling inovatif di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS) dan GSM/GPRS, sistem ini memungkinkan pemakai mengetahui lokasi kendaraannya yang dimonitor, secara real-time dan otomatis. Pemakai dapat melihat lokasi, arah, kecepatan dan rute yang dilalui kendaraannya pada sebuah peta yang ditampilkan di layar komputer, PDA ataupun smart phone.


InovaTrack webpage

Klik untuk gambar yang lebih besar

Tidak hanya itu, InovaTrack juga secara otomatis memonitor, membuat laporan bahkan memberi alert untuk kejadian-kejadian tertentu. Alert dapat dilihat di layar komputer ataupun dikirim melalui Short Message Service (SMS) kepada pemilik.

Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari sistem ini adalah:

Pemilik dapat memantau posisi kendaraannya kapan saja secara real time
Meningkatkan keamanan kendaraan, termasuk dari resiko pencurian
Menekan resiko penyalahgunaan kendaraan
Meningkatkan produktifitas pemakaian kendaraan
Menekan biaya operasional kendaraan
Mempermudah komunikasi antara pemilik kendaraan dengan pengemudi.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls