Petani karet kini menikmati hasil yang cukup membantu perekonomian keluarga, bahkan hasil yang di dapat saat ini lebih dari cukup untuk ukuran kepemilikan satu kapling ( kurang lebih 2 Ha ). bisa dibayangkan sebuah perkebunan karet yang memiliki ribuan ha, sudah pasti meraup keunhtungan yang kian melambung.
latex
mushroom
rubber tapping
latex cup
waste water treatment
oil palm
weeds
rubber tree

Minggu, 30 September 2012

Hutan Tanaman Industri (HTI) - Komodity Karet


Sejak tanaman karet diperbolehkan sebagai salahsatu tanaman pada Hutan Tanaman Industri, beberapa perusahaan besar tidak mau menyia-nyiakan kesempatan baik ini, apalagi harga komoditas karet yang tetap bertahan tinggi. Keuntungan pengelola HTI karet adalah kemampuan mendapatkan lahan yang cukup luas. Dewasa ini untuk mendapatkan lahan HGU sudah semakin susah, apalagi harus memilih tanah mineral sebagai tempat terbaik pembuatan perkebunan karet.

Ada  beberapa perbedaan yang mendasar pada perkenbunan karet jika dibandingkan dengan karet paqda Hutan Tanaman Industri. perbedaan tersebut antara lain;
  1. Tanaman karet mempunyai siklus hidup lebih lama ( 30 tahun)
  2. Tanaman karet mampu berproduksi setiap hari.
  3. Pengelolaan lebih intensif
  4. Membuka lapangan kerja lebih banyak
  5. Modal pembangunan kebun lebih mahal.
  6. Keuntungan lebih banyak.
  7. Transportasi produksi lebih mudah
  8. Management lebih sederhana.
Sedangkan untuk tanaman HTI yang sekarang banyak diusahakan seperti Acacia dan Eucaliptus mempunyai sifat yang bebrbeda dengan tanaman karet diatas ;
  1. Siklus Hidup 5 tahun
  2. Produksi setiap 5 tahun
  3. Pengelolaan kurang intensif
  4. Menyerap lapangan kerja lebih sedikit
  5. Modal pembangunan lebih kecil
  6. Keuntungan lebih kecil
  7. Transportasi memerlukan infrastruktur yang lebih mahal
  8. Management lebih komplex (terlalu banyak departemen, kerja kurang efektif)
Olehkarena perbedaan mendasar tersebutlah bagi anda yang ingin memulai HTI karet agar bisa mengantisipasi perbedaan-perbedaan mendasar tersebut diatas. Hal yang penulis jumpai pada pembangunan HTI karet adalah perbedaan bahwa tanaman acacia bisa ditanam kapansaja tanpa olah tanah yang baik, namun berbeda dengan tanaman karet yang hanya bisa di tanam saat air tanah cukup dan memerlukan olah tanah yang lebih baik. Demikian semoga tulisan ini bisa memberikan gambaran pada pengusaha-pengusaha yang berminat menghutankan karet. 

Selasa, 20 September 2011

Latex Diagnosis


Dalam tubuh manusia, analisa terhadap komposisi biokimia (gula, kolesterol, Ca2+ dll) dalam darah atau cairan fisiologis lain juga aktivitas emzym memiliki kontribusi yang besar untuk mengetahui kesehtan total manusia. Pada tanaman karet, metoda yang sama bisa dilakukan terhadap cytoplasma latex. Dipercaya bahwa analisa terhadap beberapa parameter biokomia dan biofisika bisa menyajikan data yang sangat berguna untuk mengetahui kesehatan dalam system pembukuh latex.

Diagnosa latex diakukan dengan jalan menganalisa beberapa komponen kandungan latex. Type diagnosa ini tisdak bisa dianggap sebagai angka mutlak atau sebuah analisa ndipenden tetapi harus mempertimbangkan data ekoklimat (ketersediaan air, aktifitas fotosintesa) jenis kulit yang di sadap ( kulit perawan, kulit pulihan bagus/jelek) dan juga dipengaruhi oleh kesehatan tanaman ( akar, posisi panel sadap,dan keadaan daun). Diagnosa harus bermanfaat untuk optimalisasi exploitasi lateks pada pohon karet, akan tetapi menghindarkan pemerasan terhadap system pembuluh latex. Dengan kata lain bisa diartikan bahwa kenaikan produksi latex tanpa resiko perusakan tanaman karet.

Disebutkan diatas bahwa dalam darah manusia yang biasa dianalisa adalah kadar gula, kolesterol dll, maka di dalam latex kita analisa antara lain Pi, Mg2+, thiol, dan kadar sucrose.Untuk lebih lengkapnya tenang diagnoa latex ini akan saya sajikan pada posting berikutnya.



Jumat, 12 Agustus 2011

Bagi Yang Baru Masuk ke Bisnis Perkebunan Karet.

Seiring dengan tingginya harga karet belakangan ini yang cukup menggiurkan (harga tertinggi setelah perang dunia ke 2), mendorong banyak investor atau pribadi-pribadi yang berniat membangun perkebunan karet, bagi anda yang baru trjun di bisnis perkebunan karet mungkin tulisan ini akan memberikan sedikit gambaran.

Berbeda dengan tanaman lain dimana produksi yang diambil adalah buah / biji, tanaman karet diambil produksinya berupa getah / latex, bisa kita bayangkan latex sepertihalnya dengan darah pada hewan sedangkan biji / buah adalah anak. Perumpamaanya adalah sebagai berikut; apabila kita menjual darah hewan sebagai produksi kita, maka pengambilan darah haruslah sangat berhati2, karena selain darah tersebut kita jual, disini hewan memerlukan darah tersebut untuk kehidupannya, maka pengambilan yang berlebih akan mengakibatkan hewan tersebut tidak sehat dan bahkan mati, akan tetapi lain halnya apabila kita menjual anak hewan tersebut sebagai produksi kita, penjualan anak tidak akan berpengaruh terhadap hewan yang kita pelihara. Bahkan jika anak hewan itu dijual semua. Begitulah pohon karet, apabila kita mengambil getah terlalu banyak, maka pohon karet tidak sehat lagi dan bahkan bisa saja mati. Berbeda dengan pohon kelapa sawit, walaupun semua buah kita mabil/panen, maka pohon tersebut tidak akan mati.

1. Pemilihan lahan,
Pilihlah lahan yang tidak tergenang, bukan pasir dan bebatuan, ketinggian tanah diatas 600 m dpl, untuk di Indonesia sebaiknya dihindari. Watertable yang terlampau tinggi juga tidak baik untuk perkembangan akar tanaman. Perlu dipertimbangkan juga ketersediaan air terutama saat pembuatan bibitan dan keperluan air yang cukup banyak di TPH (tempat pemungutan hasil). Lokasi perkebunan setidaknya memiliki curah hujan per tahun diata 1500 mm.

2. Pemilihan clone.
Clone adalah sebutan jenis tanaman yang diperbanyak secara vegetative (arti mirip varietas pada perbanyakan generative, atau progeny pada kelapa sawit). Pemilihan clone menjadi sangat penting untuk kelangsungan perkebunan kedepannya serta tujuan dari produksi dan hasil samping perkebunan (apabila mempertimbangkan kayu karet sebagai produksi sampingan). Pemilihan klone juga harus mempertimbangkan iklim serta potensi hama dan penyakit, topografi, keadaan angin dan lainsebagainya.

3. Produksi
Hasil akhir dari perkebunan akan menentukan bagaimana mengelola perkebunan tersebut, apakah perkebunan kita memproduksi latex segar atau cup lump dan coagulum, apakah kita akan menjual produk kebun sebagai raw material? atau kita akan membangun pabrik dan apa produk pabrik kita (RSS, cenex/cream latex dll)? Sebaiknya hal-hal diatas perlu dipertimbangkan dari awal.

4. Ketersediaan tenaga kerja
Perkebunan karet memerluka tenaga penyadap (penderes/pemanen) yang lebih banyak jika disbanding dengan perkebunan kelapa sawit, selain itu tenaga penyadap diperlukan ketrampilan karena ketrampilan penyadap memiliki andil yang cukup dominan bagi produksi tanaman karet.

5. Tenaga ahli.
Adanya tenaga ahli budi daya serta pemanenan sangat diperlukan pada perkebunan karet, sejak dari perencanaan, pemilihan clone, penanaman, perawatan tanaman sampai cara pemanenan sangat menentukan keberhasilan perkebunan dalam jangka panjang. Berbeda dengantanaman lain, asalkan pemupukan benar, tidak ada pencurian dan semua buah di panen, pasti produksi maximum bisa dicapai. Akan tetapi berbeda dengan karet, pemupukan yang berlebihan bisa berakibat buruk, dan walaupun pemupukan benar akan tetapi tehnologi pemanenan (penyadapan) tidak benar, hsil akan tidak maximum dalam jangka panjang.

Kabar baiknya pada perkebunan karet adalah tanaman tesebut ramah lingkungan, penghasil O2 yang baik, menjaga kesuburan tanah dengan cara gugur daun dan saat ini kayu karet sudah dimanfaatkan dan merupakan kayu yang sehat (tidk menimbulkan alergi), sangat berbeda dengan perkebunan kelapa sawit yang saat ini mendapat pertentangan dari masyarakat dunia karena dianggap tidak ramah lingkungan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls